Pada umumnya tanaman tumbuh diatas media tanah atau media air (hidroponik), tetapi tahukah kamu mengenai “Tanaman udara atau air plant”? maksudnya apa ya? Nah, ternyata tanaman ini mampu hidup walau hanya tergantung di udara, tanpa pegangan atau media tumbuh. Nama tanaman ini adalah TILLANDSIA.
Tanaman tillandsia di alam asalnya tumbuh dengan berpegangan pada batang, cabang, hingga ranting-ranting tumbuhan lain yang tinggi. Ada juga yang hidup di bebatuan gurun. Ia bukan parasit yang merugikan pohon tetapi hanya berpegang saja.
Tanaman ini memang spesial karena keunikan dan kelangkaannya. Ia termasuk dalam tanaman hias daun, keluarga nanas-nanasan atau Bromelia. Asalnya dari daerah hutan, gunung hingga gurun Amerika Tengan dan Selatan.
Tillandsia bersifat epifit dan tidak membutuhkan tanah, karena memiliki kemampuan menyerap air dan nutrisi melalui daun. Nutrisi dikumpulkan dari udara (berupa debu, daun membusuk dan materi serangga), melalui struktur pada daun berupa bulu-bulu halus yang dimiliki di sekujur daun hingga pelepahnya yang disebut trichomes. Bulu-bulu halus yang dimilikinya ini berfungsi untuk menangkap udara lembab yang mengandung air sebagai sumber air dan nutrisinya. Tanaman tilandsia tidak membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh.
Tillandsia memiliki akar yang digunakan sebagai jangkar untuk berpegang. Akarnya kuat untuk menempel jika bibitnya kebetulan jatuh di batang pohon atau bebatuan. Bahkan apabila bagian tubuhnya terkoyak lalu terhempas kemudia tergantung di ranting. Tanaman tillandsia juga masih bisa hidup walaupun tidak memiliki akar.
Tanaman hias ini sering dijadikan sebagai bahan ornamental plant. Biasanya ditanam secara kelompok menjadi taman mini yang unik. Bisa ditanam di atas potongan kayu, batu, dijadikan bahan untuk terrarium hingga ditanam di atas kristal pun tanaman tillandsia ini mampu untuk hidup.