Yang pernah mengonsumsi buah nangka (Artocarpus heterophyllus) pasti bisa membayangkan bentuk buah yang lonjong berbobot 15 – 40 kilo per buah. Tekstur daging buah lembek sampai renyah dengan rasa manis, bergetah dan “dami” (serabut) yang sangat rapat.
Warna buah nangka kuning cerah dan beraroma wangi. Kulit buah tergolong tebal mencapai 1.5 – 2 cm. Pohon nangka bisa menjulang setinggi 30 – 40 meter. Cempedak (Artocarpus interger Merr.) yang sama-sama masuk dalam keluarga Nangka-nangkaan (Moraceae) berpenampilan tak jauh berbeda dengan Nangka. Buah cempedak yang masih satu genus dengan nangka berbentuk lonjong panjang dengan bobot sekitar 1- 2.5 Kg.
Daging buah putih kekuningan sampai jingga, dengan tekstur lembut, licin, sedikit berserat. Rasa cempedak lebih manis, beraroma wangi tajam. Tidak seperti nangka, keseluruhan massa daging buah dan dami cempedak mudah dilepas dari ponggol apabila buah sudah masak. Kulit buah cempedak tipis. Produktivitas tanaman mencapai 50 buah/pohon per masa panen.
Pemuliaan
Kemajuan ilmu dan teknologi dibidang pemuliaan tanaman saat ini memungkinkan untuk membentuk suatu individu baru yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Kegiatan perbaikan mutu genetik, ini dilakukan dengan menggabungkan gen-gen dari beberapa individu pilihan yang telah ditetapkan sebagai tetua.
Greg Hambali, pemulia tanaman sekaligus Research and Agronomy Advisor di Taman Buah Mekarsari, berinisiatif merakit spesies baru keluarga Nangka-nangkaan hingga mewarisi sifat-sifat unggul Nangka dan Cempedak. Spesies baru ini lahir dalam bentuk hibrida. Proses perakitan hibrida ini diawali dengan „perkawinan? antara Nangka Mini dengan Cempedak pada Agustus tahun 2000, dengan Greg Hambali sebagai „penghulu?nya.
Nangka Mini yang dipilih sebagai tetua betina merupakan koleksi pribadi Greg Hambali. Dasar pemilihan tetua betina ini adalah sifat pohon Nangka Mini berbatang pendek, ukuran buah kecil hingga sedang, bentuk buah menarik, rasa manis, dan umur berbuah genjah. Cempedak ditetapkan sebagai tetua jantan karena sifat unggul yang ingin diambil bagi calon spesies baru yang akan dihasilkan.
Persilangan antara dua spesies ini menghasilkan tiga calon spesies baru di keluarga Moraceae, yaitu Pedaka, Nangkadak dan Cempeka. Setelah dilakukan serangkaian pengujian kualitas, kuantitas, daya hasil dan multilokasi selama hampir tiga tahun, terpilihlah Nangkadak sebagai calon spesies yang berpenampilan paling stabil.
Sifat-sifat Unggul
Calon varietas nangkadak mempunyai sifat-sifat ungggulan dari dua tetuanya. Keunggulan pada sosok tajuk tanaman yang pendek, kompak dan rimbun serta berumur genjah, tanaman mulai muncul buah pertama pada umur 2 – 3 tahun. Produktivitas buah cukup tinggi sekitar 30 – 50 buah / pohon per masa panen. Keunggulan lainnya terletak pada aroma buah yang lebih lembut, tidak terlalu kuat seperti cempedak. Daging buah berwarna kuning orange cerah dan tebal. Rasa buah mendekati rasa nangka dengan tekstur daging lembut. Ukuran buah sedang antara 3 – 5 kg. Seperti Cempedak, keseluruhan massa daging buah dan dami mudah dilepas dari ponggol apabila sudah masak. Kulit mudah dikupas, tipis dan tidak banyak getah. Saat ini Taman Buah Mekarsari memiliki 132 pohon induk Nangkadak yang dibudidayakan secara intensif. Populasi ini merupakan hibrida generasi pertama yang ditanam setelah dirakitnya spesies Nangkadak pada tahun 2003.
Pengelolaan kebun Nangkadak ini merupakan tanggungjawab Bagian Produksi. Teknik budidaya yang dilakukan oleh Tim produksi berupa pemberian pupuk organik dan anorganik, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pembungkusan buah, pemangkasan, pengapuran dan panen. Taman Buah Mekarsari juga memroduksi dan menyediakan bibit siap tanam.