Jambu biji ( Psidium guajava ) dikenal karena bagian tengah buahnya terdapat biji yang berkumpul dan berukuran kecil. Tanaman ini berasal dari pulau-pulau di Laut Karibia, daratan Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara.
Jambu biji menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya setelah benua Amerika ditemukan. Saat ini, tanaman jambu biji telah dibudidayakan dan menyebar luar di daerah Sumatera dan Jawa, yang meliputi Sumatera Utara, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.Agar dapat tumbuh dengan optimal, tanaman jambu biji memerlukan tempat dan iklim yang sesuai dengan pertumbuhannya. Jambu ini memerlukan suhu 23 – 28°C di siang hari dan iklim yang kering serta lembab dengan intensitas curah hujan antara 1.000 – 2.000 mm/tahun, sehingga tanaman ini dapat tumbuh pada hampir seluruh daerah di Indonesia. Ketinggian tempat yang sesuai adalah kurang dari 1.200 meter di atas permukaan laut dan pH tanah yang dibutuhkan adalah antara 4.5–8.2.
Taman Buah Mekarsari (TBM) memiliki beberapa koleksi jambu biji, mulai dari yang berukuran sebesar bola bekel hingga buah yang tidak berbiji (seedless). Koleksi jambu biji milik TBM antara lain jambu biji Merah Getas, Super Red, Bangkok, Khmer, Sukun, Susu, Varigata, dan masih banyak lagi. Koleksi tanamannya dapat ditemukan di areal Family Garden, Kebun Buah Blok A, Blok B dan Blok C.
Varietas Jambu Biji
Yang disebut Apple Guava (Psidium guajava), sebenarnya hanya jambu biji yang berdaging buah putih, yang di Indonesia telah dirilis oleh Menteri Pertanian sebagai varietas Tanjung Barat. Sementara jambu biji yang berdaging buah merah adalah Strawberry Guava (Psidium cattleianum). Selain berdaging buah merah, spesies ini juga berkulit buah merah kecokelatan. Diduga, jambu biji yang berkulit buah hijau ketika mentah dan kekuningan setelah masak, namun berdaging buah merah, merupakan silangan alami antara Apple Guava dengan Strawberry Guava. Hasil persilangan alami ini sedemikian banyaknya, hingga sulit untuk membedakan, mana yang sudah menjadi spesies sendiri dan mana yang hanya varietas.
Selain itu, kita juga masih mengenal varietas jambu sukun (jambu biji non biji = seedless). Yang disebut jambu sukun adalah jambu biji, yang di dalam daging buahnya tidak terdapat biji, atau hanya ada satu biji di bagian tengahnya. Kelemahan jambu sukun adalah, buahnya jarang dan ukurannya kecil-kecil. Namun sejak lima tahun terakhir, telah beredar jambu sukun “Taiwan”, yang buahnya lebat dan berukuran cukup besar. Ciri khas jambu sukun taiwan adalah, daunnya berwarna hijau gelap dan sangat tebal. Ini merupakan ciri tanaman tetraploid (berkromosom 44 atau 4N). Diduga, jambu biji taiwan ini merupakan hasil pemuliaan apple guava melalui perlakuan Colchisine.
(Sumber: Berkebun Apple Guava, F. Rahardi,Business News)
Jambu Biji yang Tanpa Biji
Jambu kristal diperkenalkan di Indonesia pada 2006. Karena keunikannya yang tidak berbiji, jambu kristal pun naik daun. Banyak penangkar berbondong-bondong memperbanyak tanamannya di Indonesia. Selain jumlah bijinya yang nyaris nol, buah jambu kristal ini rasanya manis dan tekstur buahnya lembut tetapi renyah. Jambu kristal juga dikenal dengan sebutan jambu sukun karena tidak ada biji. Menurut Jun, sapaan akrab Junaidi Saputra, jambu kristal ada dua jenis, jambu kristal putih (jambu sukun putih) dan jambu kristal merah (jambu sukun merah). Jumlah biji dalam buah jambu kristal putih 0-5 persen, sedangkan jambu kristal merah sama sekali tidak berbiji.
(Sumber: http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=14&aid=3314 , diunduh pada 25 April 2012)
Pembungkusan Buah Jambu Biji
Pembungkusan buah merupakan rangkaian kegiatan pembungkusan buah agar tidak terganggu oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tahapan pelaksanaan kegiatan pembungkusan buah adalah sebagai berikut:
- Siapkan peralatan yang diperlukan untuk membungkus buah, yaitu kertas, plastik bening, staples dan tali.
- Bungkus buah yang sudah berumur 50 – 60 hari setelah bunga jadi buah dan bersamaan dengan proses penjarangan buah.
- Rekatkan kertas dengan staples dengan bagian bawah tetap berlubang dan masukan kantong plastik lalu diikat bagian atasnya.
- Jumlah buah per bungkus adalah satu buah.
(Sumber: Buku Saku Jambu Biji; Direktorat Budidaya dan Pascapanen buah, 2011)
Vitamin C pada Jambu Biji
Buah dengan kandungan vitamin C tertinggi adalah Jambu Biji. Dalam 100 gram buah, terdapat 183 mg vitamin C. hal ini menempatkan jambu biji dalam urutan pertama buah dengan kandungan vitamin C, sedangkan selanjutnya adalah pepaya, stroberi, kiwi, melon, dan jeruk.
(Sumber: http://www.naturalhub.com/natural_food_guide_fruit_vitamin_c.htm, diunduh pada 20 Mei 2012)
Vitamin C, disebut juga asam askorbat, pada jambu biji banyak terdapat pada lapisan kulit buah, kedua pada bagian daging buah dan sedikit pada bagian tengah. Kandungan vitamin C akan berkurang pada buah yang sudah matang sempurna dan bertekstur lunak. Sedangkan pada buah yang diproses dengan dipanaskan, seperti buah kaleng, manisan buah hingga keripik buah, maka kandungan asam askorbatnya akan berkurang hingga 50%.
(Sumber: http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/guava.html, diunduh pada 25 April 2012)
Manfaat Jambu Biji
Jambu biji memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengobati diare. Tanaman jambu biji memiliki astringen, zat kimia yang akan menyusutkan jaringan tubuh. Ini sebabnya gusi akan terasa lebih keras dan segar setelah kita mengunyah jambu biji. Selain itu daun jambu biji juga mengandung zat antibakteri sehingga bisa mencegah pertumbuhan bakteri saat terkena disentri. Pembunuh bakteri lain dalam buah ini adalah karetinoid, vitamin C, dan potasium.
- Batuk dan flu. Daun jambu biji yang dimakan mentah atau buah yang masih mentah yang dibuat jus dipercaya secara turun temurun sebagai obat mengatasi batuk dan flu. Ramuan ini bekerja dengan cara mengurangi pembentukan lendir serta membuat saluran pernapasan bebas infeksi. Buah jambu biji juga kaya akan vitamin C dan zat besi yang efektif untuk menghambat infeksi virus flu.
- Merawat kulit. Kandungan astringet dalam jambu biji akan meningkatkan tekstur kulit dan mengencangkan kulit yang mulai kendur. Bukan hanya itu jambu biji juga mengandung vitamin A, C, dan potasium yang memiliki fungsi sebagai antioksidan. Nutrisi ini akan membantu proses detoksifikasi dan menjaga kulit tetap sehat serta bebas keriput.
(Sumber: http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=217125, diunduh pada 20 Mei 2012)