Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Ghats Barat, India, dan merupakan salah satu sumber pangan karbohidrat yang penting di dunia. Anggota familinya termasuk cempedak, timbul, sukun, peusar dan marang. Daun nangka, secara botani, merupakan daun yang sangat efisien dalam melakukan proses fotosintesis (proses pembuatan makanan). Zat karbondioksida di udara dapat diserap dan diubah menjadi oksigen dan zat gula secara cepat.
Selain itu, yang unik dari buah ini adalah buah yang tumbuh pada bagian batang pokok (yang disebut cauliflorous). Kedua hal tersebut yang menyebabkan pohon nangka mampu berbuah tanpa mengenal musim dan menghasilkan salah satu buah terberat di dunia dengan maksimal berat buah mencapai 45kg.
Taman Wisata Mekarsari memiliki beberapa varietas nangka dalam koleksinya, seperti nangka Kandel, Dulang, Mini, Bola, nangka telanjang dan masih banyak lagi. Lokasi penanaman nangka juga tersebar di beberapa lokasi, antara lain, Daun 10, 14 – 15 Blok A, kebun pemuliaan dan kebun induk.
Manfaat Buah
Buah nangka bisa dikonsumsi muda sebagai sayuran, dan juga menjadi bahan baku abon nangka muda, untuk substitusi abon daging sapi. Nangka juga kita konsumsi sebagai buah, yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, siantaranya adalah menurunkan tekanan darah. Buah nangka mengandung kalium, dimana kalium tersebut berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan eletrolit sehingga bermanfaat positif terhadap pengaturan tekanan darah, yang pada akhirnya dapat mengurangi resiko serangan jantung dan stroke.
(Sumber : http://farmasi.unpad.ac.id/padi/si-orange-penurun-kadar-kolesterol/, Diunduh pada 31 Maret 2012)
Produk Susu dari Biji Nangka
Selama ini, umunya masyarakat janya mengkonsumsi buah nangka dan membuang biji nangka. Ternyata menurut beberapa hasil penelitian, biji nangka dapat diolah menjadi susu, sebagai pengganti kedelai. Berdasarkan data ilmiah menurut Direktorat Gizi Kementerian Kesehatan, sebuah biji nangka memiliki kandungan gizi tinggi. Pada setiap 100 gram biji nangka itu terdapat zat besi, vitamin B1, kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin C, dan air. Ketua Jurusan Teknik Kimia Unri, Yulida Msi mengatakan bahwa larutan biji nangka dipasteurisasi dalam suhu 65-85 °C, pemanasan ini dihindari sampai mendidih agar tidak merusak protein yang ada di dalamnya.
(Sumber: http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=10905&kat=3 , Diundur pada 31Maret 2012)
Kayu Nangka
Selain memanfaatkan buah nangka untuk dikonsumsi, kayu nangka ternyata juga tidak kalah dengan kayu jati. Pemerhati bangunan cagar budaya, Dr. Laretna Adhisakti mengatakan bahwa sejak dahulu, banyak bangunan kuno di Jawa yang meggunakan kayu nangka. Terdapat kisah menarik dibalik pemanfaatan kayu nangka sebagai kayu bangunan. Bermula dari proyek tanam paksa Belanda dalam pembangunan perumahan dan jalan sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Untuk menampung para pekerja tersebut maka dibuatlah rumah sementara yang terbuat dari bambu. Saat mereka tinggal di rumah bambu, banyak pekerja yang terserang penyakit pes (penyakit yang ditularkan melalui tikus). Bahkan pada akhirnya, penyakit ini menyebar luas ke masyarakat. Pada akhirnya, bambu diganti dengan kayu nangka agar tidak digerogoti tikus. Dengan kayu nangka, tidak ada tikus sehingga tidak ada penularan penyakit pes. Jadi dapat dikatakan bahwa pada saat itu, kayu nangka mengurangi serangan pes.
(Sumber : http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4382 , Diunduh pada 31 Maret 2012)
Tempe Biji Nangka
Siapa bilang buah nangka hanya dapat dikonsumsi segar ataupun diolah menjadi keripik buah saja? Selain daging buahnya, ternyata biji nangka pun dapat diolah menjadi beragam produk makanan yang sehat dan bergizi. Karena kandungan biji nangka yang cukup lengkap vitamin dan mineralnya, beberapa mahasiswi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mencoba mengolah biji nangka menjadi tempe. Hal ini telah mereka lakukan dan menghasilkan tempe dari biji nangka yang tidak berbeda dengan tempe dari kedelai.
Pembuatannya cukup mudah, biji nangka yang telah dikupas dan direbus, didinginkan dan dibubuhi ragi dalam prosesnya menjadi tempe. Namun perlu diperhatikan apabila pada proses peragian ini tidak menggunakan takaran yang sesuai dapat menyebabkan biji nangka menjadi busuk dan terlalu lembek sehingga tak layak dikonsumsi.
(Sumber : http://www.uny.ac.id/berita/UNY/tempe-dari-biji-nangka-murah-dan-bergizi , 31 Maret 2012)
Sifat Antibakteri pada Nangka
Pada percobaan ektraksi beberapa bagian tanaman nangka, seperti batang, kulit akar, kulit batang, daun, buah dan biji, menggunakan petrol, dichloromethane, ethyl acetate dan butanol. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa nangka memiliki sifat antibakterial terhadap beberapa jenis bakteri yang merugikan. Pada percobaan menggunakan butanol, ekstrak yang dihasilkan dari akar tanaman dan buah menunjukkan sebagai bagian dari tanaman nangka yang paling aktif berperan sebagai antibakteri.
(Sumber : http://ukpmc.ac.uk/abstract/MED/12837372/reload=0;jsessionid=0Mp4gLwxTD9mncDtXXj q.2, 31 Maret 2012)